Studi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk menggunakan psilocybin untuk memerangi depresi yang resistan terhadap pengobatan
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine telah menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk menggunakan psilocybin, bahan kimia psikedelik alami yang ditemukan pada jamur tertentu, untuk mengobati depresi.
Para peneliti secara acak menugaskan orang matang dengan depresi yang resistan terhadap pengobatan ke dalam golongan. Mereka memberi mereka dosis psilocybin dalam dosis yang berbeda (25mg, 10mg, atau 1mg), seiring dengan dukungan psikologis.
Sebanyak 79 peserta berada di golongan 25-mg, 75 di golongan 10-mg, dan 79 di golongan 1-mg. Para peneliti menemukan bahwa psilocybin dalam dosis homogen 25 mg, tetapi bukan 10 mg, secara signifikan mengurangi skor depresi lebih dari dosis 1 mg selama tiga pekan tetapi dikaitkan dengan efek samping, yaitu, sakit kepala, mual, dan pusing.
Para peneliti mencatat bahwa penelitian ini yaitu titik dini yang sempurna. Namun, uji coba yang lebih besar dan lebih lambat, termasuk komparasi dengan perawatan yang telah sedia, diperlukan untuk menentukan efektivitas dan keamanan psilocybin untuk depresi.
Profesor Andrew MacIntosh, Kepala Divisi Psikiatri, Universitas Edinburgh, dan personil majelis Ilmu Penelitian Kesehatan Mental MQ, mengatakan,
“Percobaan baru ini sangat meningkatkan pemahaman kita tentang apakah psilocybin mampu membantu orang yang depresi masa yang sangat singkat atau yang tertentu pengobatan tradisional gagal. Studi ini tampaknya dilakukan dengan sempurna dan menunjukkan bahwa 3 pekan setelah memberi orang satu dosis psilocybin 25mg, mereka memiliki tingkat depresi yang lebih rendah. gejala daripada orang yang diobati dengan dosis rendah (1mg atau 10mg). Para peserta tak ditanya apakah mereka mampu memprediksi apakah mereka dalam golongan penelitian yang menerima dosis psikedelik yang lebih tinggi. Ini penting, sebab psilocybin dikaitkan dengan euforia dan perubahan persepsi yang mungkin mengungkapkan bahwa mereka berada dalam golongan pengobatan dosis tinggi atau ‘lebih aktif’ Orang-orang yang percaya bahwa mereka berada dalam golongan pengobatan dosis tinggi berpotensi lebih mungkin untuk melaporkan manfaat pengobatan, terlepas dari apakah intervensi berhasil. tion, yang mematahkan ciptaan double-blind. Namun, penelitian ini yakni kemajuan dari karya yang diterbitkan sebelumnya pada sejumlah kecil orang yang melaporkan kemanjuran berdasarkan tingkat depresi yang tak dimaksudkan sebagai ukuran utama manfaat pengobatan. . Ini yaitu bukti terkuat hingga saat ini untuk menunjukkan bahwa uji coba psikedelik lebih lanjut, lebih besar dan lebih lambat secara acak diperlukan dan bahwa psilocybin mungkin (suatu hari nanti) memberikan alternatif potensial untuk antidepresan yang diresepkan secara internal selama beberapa dekade.
Bantu dukung penelitian yang mengubah hidup seperti ini dengan menyumbang ke MQ.