Penelitian Kecemasan: 4 Perkembangan primer
minggu ini (15-21 Mei) yaitu Pekan Kesadaran Kesehatan Mental dan sebagai amal penelitian kesehatan mental, kami mau menyoroti dan merayakan terobosan besar dalam penelitian gangguan kecemasan.
Kami telah menempuh perjalanan panjang dalam memahami, mengobati, dan mengobati gangguan kecemasan dan kondisi terkait, tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan. dirimu mampu mendukung penelitian kesehatan mental dengan mendukung MQ dan pekerjaan yang kami lakukan.
1) Hormon dan Gangguan Kecemasan
Wanita dua kali lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan dibandingkan laki laki, tetapi tak diketahui persis mengapa. Jadi, penelitian menarik dari Dr Bronwyn Graham ini menyelidiki interaksi antara hormon dan kecemasan. Bronwyn mau tahu apakah ragam hormon alami membuat dirimu lebih mungkin mengembangkan kecemasan.
Dalam terobosan luar normal ini, Bronwyn menemukan bahwa wanita dengan kecemasan yang mempunyai kadar estrogen rendah lebih mungkin pulih dan tetap dalam pemulihan setelah menerima pengobatan. Bagaimana ini membantu pengobatan lanjutan? andaikata pengobatan dijadwalkan saat kadar estrogen berada pada puncaknya selama minggu kedua siklus menstruasi, ini mampu memberikan efek yang lebih kuat dan bertahan lebih lama.
2) Perawatan Berbasis Web
Antara 2015 hingga 2019, Peneliti MQ Profesor Colette Hirsch dari King’s College London mengembangkan intervensi berbasis bukti buat kecemasan dan depresi,
Kekhawatiran yaitu gejala kecemasan sementara perenungan, sejenis introspeksi, yaitu salah satu gejala primer depresi. Kekhawatiran dan perenungan dihubungkan melalui RNT (Repetitive Negative Thinking) di mana pikiran orang cenderung menarik kesimpulan negatif pada hasil yang tak niscaya. Colette mau mengembangkan pengobatan yang menargetkan proses berpikir yang sangat spesifik.
Penelitian Colette menegaskan teorinya bahwa depresi dan kecemasan mempunyai penyebab yang sama dan pengobatan berbasis web mampu membantu mengurangi penyebab ini. Karya Colette telah membuktikan secara revolusioner keefektifan pengobatan jarak jauh berbasis web dan sangat menjanjikan bagi mereka yang berjuang melawan kecemasan dan depresi.
3) Perawatan Mudah
Dr Michelle Moulds, Profesor di Universitas New South Wales, dan penelitiannya juga telah memajukan perbincangan. Selama periode waktu yang sama dengan penelitian Colette (di atas), Michelle mengamati perawatan berbasis bukti yang mampu diakses buat gangguan kecemasan khalayak umum.
Dr Michelle tertarik dengan pola pikir perenungan. Penelitian yang dia lakukan mampu membantu orang yang terkena tak cuma gangguan kecemasan tetapi juga depresi. Pemikiran terkait dengan kedua kondisi tersebut disebabkan merupakan pola kebiasaan berpikir kembali ke peristiwa masa lalu, kegagalan yang dirasakan, penyesalan hingga tingkat yang mampu berbahaya dan mampu mengarah pada perkembangan depresi dan gangguan kecemasan. dia juga mempertanyakan apakah perenungan mungkin bukan cuma pendahulu tetapi juga ‘bekas luka’ dari pengalaman penyakit mental di masa lalu. Ini mungkin berarti bahwa meskipun gejala seseorang membaik, mereka mempertahankan cara berpikir ini setelah episode penyakit mental.
Dengarkan lebih banyak darinya tentang penelitiannya.
4) CBT buat Mengobati Gangguan Panik
Sudah menjadi perintis penelitian, rekan MQ, Dr Andrea Reinecke, dari Universitas Oxford, bekerja buat mengembangkan pengobatan yang lebih efektif buat gangguan panik. Menggunakan pendekatan berbasis ilmu saraf yang logis, kerja timnya sebelumnya telah menunjukkan bahwa cuma satu sesi terapi perilaku kognitif mampu mempunyai efek dramatis pada kecemasan.
Sekarang, studi baru Andrea mengeksplorasi teori bahwa dosis homogen obat yang digunakan buat mengobati tekanan darah mampu menaikkan respon pengobatan.
Diperlukan lebih banyak penelitian tentang seluruhnya aspek gangguan kecemasan, penyebabnya, pencegahan, penaksiran, dan pengobatannya. Dan disebabkan kita hayati di bumi yang semakin mencemaskan, krusial bagi MQ buat membantu para peneliti melanjutkan pekerjaan krusial ini.
Dukung MQ hari ini buat membantu memajukan penelitian tentang gangguan kecemasan dan kondisi kesehatan mental lainnya.